Rabu, 26 Desember 2012

Berjuta Rasanya

Untuk kita, yang terlalu malu walau sekadar menyapanya, terlanjur bersemu merah, dada berdegup lebih kencang, keringat dingin di jemari, bahkan sebelum sungguhan berpapasan.
Untuk kita, yang merasa tidak cantik, tidak tampan, selalu merasa keliru mematut warna baju dan pilihan celana, jauh dari kemungkinan menggapai cita-cita perasaan.
Untuk kita, yang hanya berani menulis kata-kata dalam buku harian, memendam perasaan lewat puisi-puisi, dan berharap esok lusa dia akan sempat membacanya.
Semoga datanglah pemahaman baik itu. Bahwa semua pengalaman cinta dan perasaan adalah spesial. Sama spesialnya dengan milik kita, tidak peduli sesederhana apapun itu, sepanjang dibungkus dengan pemahaman-pemahaman baik."
Selamat membaca cerita-cerita Berjuta Rasanya.
Kalian akan merasakan remuk seketika tepat di dada saat membaca buku ini. -- Fatimah Ratna Wijayanthi, Karyawan
Cinta adalah sekumpulan paradoks yang membingungkan. Maka meskipun menyakitkan, cinta tetaplah membahagiakan. Bacaan yang tepat, bagi mereka yang ingin mengeja makna cinta, patah, dan hati. -- Galih Hidayatullah, Mahasiswa
Saya bahkan sampai 5 kali membacanya tanpa bosan. Sebuah karya yang patut dinikmati lagi, lagi, dan lagi. -- Sulistyowati, Ibu Rumah Tangga
Saya memang menyelesaikan membaca novelnya dalam waktu singkat. Tetapi setelah saya baca, membutuhkan waktu yang lama sekali merenungkan isi ceritanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar